Selasa, 17 November 2015

PACING

Pacing
Costus speciosus, (Koenig) J.E Smith.

         ASPEK BOTANI
         Nama Latin              : Costus speciosus, (Koenig) J.E Smith.                     
             Sinonim                     : Costus seri ceous, BI., Costus laureiri, Horan., Amomum arboreum, Lour., Amomum hirsutum, Lamk., Banksia speciosa, Koenig.
         Nama Umum2
1.      Indonesia             : Pacing
2.      Inggris                  : crepe ginger
3.      Melayu                 : Tepung Tawar, Galoba Utan
4.      Cina                      : Zhang Liu Tou
         Nama Daerah2
1.      Jawa                     : Pacing, Poncang-pancing, Pacing Tawa
2.      Sunda                   : Pacing, Pacing Tawar
3.      Batak                    : Tabar-tabar, Totar
4.      Bangka                 : Kalacim, Kalacing, Tabar-tabar, Tawar-tawar
5.      Madura                 : Bunto, Binto
6.      Minahasa              : Palai Batang, Lingkuas Intalun
7.      Minangkabau       : Sitawar
8.      Manado                : Galoba Utan
9.      Makasar                : Tampung Tawara, Tapung Tawara
10.  Bugis                    : Tepu Tawa
11.  Ambon                 : Tehe Tepu, Tubu-tubu
12.  Ternate                 : Uga-uga
13.  Seram                   : Muri-muri, Tebe pusa
         Klasifikasi Botani1
              Kingdom                               : Plantae (tumbuhan)
              Subkingdom                          : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)
              Super Divisi                           : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
              Divisi                                     : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
              Kelas                                      : liliopsida (berkeping satu/monokotil)
              Sub Kelas                              : Commelinidae
              Ordo                                      : Zingiberales
              Famili                                     : Zingiberaceae
              Genus                                    : Costus
              Nama Latin Tumbuhan          : Costus speciosus, (Koenig) Sm.

    Ciri Morfologi2 
Tumbuhan berupa herba tahunan, tegak, tingginya dapat mencapai 0,5 sampai 4 meter. Batangnya banyak mengandung air, mudah dipatahkan, dari luar kasar dan dari dalam licin dan mehgkilat. Batang tertutup oleh pelepah daun, berwarna hijau keunguan. Daunnya merupakan daun tunggal, berwarna hijau, berbentuk lonjong sampai lanset memanjang, tersusun secara spiral melingkari batang. Ujung daun meruncing, tepi rata, pangkal daun tumpul, panjang 11-28 cm dan lebarnya 8-11 cm. Permukaan daun bagian bawah berbulu lembut, sedangkan permukaan atas beralur. Tangkai daun pendek.  Perbungaan berbentuk bulir besar yang terietak pada ujung batang. Bunganya berwarna putih atau kuning. Daun pelindung bulat telur dengan ujung runcing. Mahkota berbentuk tabung, panjang lebih kurang 1 cm dan diameter sekitar 5 mm. Benang sari sepanjang 6 cm, ujungnya runcing, berwarna hijau. Putik tersembul di atas kepala sari, warnanya putih.  Buahnya buah kotak berbentuk bulat telur, berwarna merah. Biji keras, kecil, diameter lebih kurang 2 mm, berwarna hitam.  Akar serabut berwarna putih atau kuning  kotor. Rimpang mengandung pati.

·      Simplisia Rimpang Pacing4
Makroskopik

Kepingan ringan, bentuk bundar sampai lonjong atau tidak beraturan, panjang sampai 5 cm, lebar sampai 4 cm, tebal 2 mm sampai 7 mm. Permukaan bidang irisan berwarna kecoklatan agak pucat, melengkung tidak beraturan, tidak rata, penuh dengan lekukan dan tonjolan silindrik tidak beraturan, membulat atau memanjang, tebal tonjolan lebih kurang 1mm. Kadang-kadang berpori, permukaan luar bidang irisan berwarna kecoklatan, batas korteks dan silinder pusat tampak sebagai garis, tebal korteks 3 mm sampai 4 mm. Bekas patahan agak berbubuk, tidak rata, warna lebih pucat dari bidang irisan.

Mikroskopik
Pada penampang melintang tampak epidermis terdiri dari satu lapisan  sel dengan dinding tebal, rambut penutup panjang terdiri dari beberapa sel, ujung runcing, dinding tipis. Parenkim luar berdinding tipis, diantara sel parenkim terdapat sel minyak. Kambium gabus terdiri dari beberapa lapis sel dinding tipis parenkim. Korteks berdinding tipis, didalamnya terdapat butir-butir pati, bentuk bulat panjang, hampir seperti torpedo, hilus berbentuk titik atau bergaris terdapat pada bagian yang lebar. Berkas pembuluh tipe amfikibral tersebar dalam korteks dan empulur. Pada berkas pembuluh terdapat serabut berbentuk memanjang, ujung tumpul, dinding bergelombang, bernoktah, lumen lebar. Endodermis terdiri dari satu lapis sel berdinding tipis. Dibawah endodermis terdapat berkas tipe pembuluh amfikribral disertai serabut.

·      Serbuk simplisia Rimpang pacing4
Makroskopik
Serbuk berwarna kecoklatan

Mikroskopik
Fragmen pengenal adalah parenkim dengan sel minyak, jaringan kambium gabus dinding tipis. Pembuluh kayu dengan penebalan jala atau tangga, parenkim xilem dengan dinding bernoktah, berlignin, serabut bentuk memanjang, dinding bergelombang, lumen lebar,  butir pati bentuk panjang seperti torpedo, hilus berbentuk titik, garis atau celah memanjang terdapat pada bagian yang lebar, rambut penutup panjang terdiri dari beberapa sel, ujung runcing, dinding tipis.





              
Kegunaan dan Cara Pemakaian
              Rimpang Pacing
1.    Obat Bengkak3
Bahan                    : 100 g kulit rimpang pacing
Cara pembuatan     : Rimpang dicuci dan diparut, kemudian dibalut dengan kain bersih.
Pemakaian             : Ditempelkan pada bagian yang bengkak.
2.    Obat Mencret3
Bahan                    :  10 g rimpang pacing
Cara pembuatan     : Dicuci dan direbus dengan 2 gelas air selama 15 menit, dinginkan dan saring.
Pemakaian             : Diminum dua kali sehari pagi dan sore sama banyak.
3.    Perut Kembung3
Bahan                     : 10 g rimpang pacing
Cara pembuatan     : Dicuci dan direbus dengan 2 gelas air selama 15 menit, dinginkan dan saring.
Pemakaian             : Diminum dua kali sehari pagi dan sore sama banyak.
4.    Obat Demam3
Bahan                     : 50 g rimpang pacing
Cara pembuatan     : Dicuci dan diparut
Pemakaian             : Gunakan sebagai kompres.
5.    Perontok Eksim5
Bahan                     : Rimpang pacing segar
Cara pembuatan     :  Dicampur dengan satu rimpang kunyit, tambahkan air secukupnya, lalu dipipis sampai berbentuk pasta.
Pemakaian             : Dioleskan pada bagian kulit yang sakit.
6.    Peluruh Air Seni6
Bahan                     : Rimpang pacing
Cara pembuatan     :  Haluskan bahan, rebus dengan air sampai mendidih, lalu disaring airnya.
Pemakaian             : Diminum.
7.    Kontrasepsi KB9
Bahan                     : 10 g Rimpang pacing, buah pace 1 buah
Cara pembuatan     :  Semua bahan direbus sampai mendidih, sisakan airnya satu gelas, kemudian disaring dan dinginkan
Pemakaian             : Diminum setiap hari setelah menstruasi selama 10 hari dengan cara berturut-turut
8.    Busung air9
Bahan                     : 12 g Rimpang pacing, 1 g herba kumis kucing
Cara pembuatan     :  Didihkan bahan dengan air, dibuat infus
Pemakaian             : Diminum 1 kali sehari 100 ml.

Batang Pacing
1.    Radang Mata3
Bahan                    : Batang pacing
Cara pembuatan     : Kupas batang, kemudian isinya dikerok, ambil airnya.
Pemakaian             :  Airnya diteteskan pada mata yang radang 3 kali selama satu minggu pada malam hari.
2.    Penyubur Rambut3
Bahan                    : 1 batang pacing muda
Cara pembuatan     :  Ditumbuk dicampur dengan air, campurannya didiamkan beberapa menit.
Pemakaian             : Digunakan untuk keramas
3.    Penurun panas8
Bahan                    : Batang pacing
Cara pembuatan     :  Batang dibelah, kemudian diiris-iris bagian dalamnya
Pemakaian             : Hasil irisan tempelkan pada pelipis.
4.    Penawar Racun Bisa Ular8
Bahan                    : Batang Pacing
Cara pembuatan     :  Batang dipotong-potong.
Pemakaian             : Dioleskan pada luka bekas gigitan ular.
                                                 
Daun Pacing
1.    Gatal-gatal 3
Bahan                    : Daun pacing
Cara pembuatan     : Ambil daunnya
Pemakaian             : Gosokkan pada bagian yang gatal

Bunga Pacing
2.    Pegal pada Lutut8
Bahan                    : Air dalam bunga
Cara pembuatan     :  Ambil embun yang terdapat pada bunga setiap pagi hari.
Pemakaian             : Dioleskan pada lutut yang sakit.

Aktivitas Farmakologis yang Sudah Diteliti
·         Antifertilitas
Berbagai jenis senyawa bioaktif yang  terkandung pada berbagai jenis tumbuhan dapat digunakan sebagai bahan antifertilitas, stimulant uterus, atau bahan estrogenik (Farnsworth et al., 1975  ).  Umumnya senyawa-senyawa tersebut berasal dari golongan  steroid,  alkaloid,  isoflavonoid, triterpenoid dan xanthon (Farnsworth et al., 1975; Ghosal  et al., 1971; Chattopadhyay et al., 1983; dan  Chattopadhyay  et al, 1984).
Rimpang dan biji tumbuhan pacing mengandung diosgenin (sapogenin steroid), tigogenin, dioscin, gracillin, sitosterol, methyltriacontane, 8-hydroxyhentry-acontan-one,  24-hydroxytriacontan-26-one  dan  24 hydroxyhentryacontan-27-one.   Kandungan-kandungan kimia di atas merupakan bahan baku untuk pembuatan  obat-obat  kontrasepsi untuk mencegah kehamilan (Wijayakusuma, 1997).
   Menurut jurnal penelitian yang dibuat oleh Adnan dan Halifah Pagarra yang berjudul “PENGARUH EKSTRAK RIMPANG TUMBUHAN PACING (Costus speciosus, J.E Smith) TERHADAP FERTILITAS  MENCIT(Mus musculus) ICR JANTAN” rimpang tumbuhan pacing diduga kuat berpengaruh terhadap fertilitas mencit jantan.  Hal ini dimungkinkan terjadi melalui peningkatan level plasma progesteron di dalam darah.  Bila level plasma progesteron di dalam darah tinggi, cenderung menekan level plasma testosteron yang mengakibatkan terjadinya gangguan pada spermatogenesis.  Gangguan pada spermatogenesis dapat  menyebabkan antara lain jumlah sperma yang diproduksi menurun, jumlah sperma yang abnormal meningkat dan pada akhirnya akan menekan daya konsepsi pada mencit jantan.  Fertilitas mencit jantan akan terukur melalui pengamatan terhadap berat testis, berat epididimis, berat vesikula seminalis, jumlah total sperma yang dihasilkan, jumlah sperma yang abnormal serta daya konsepsi mencit jantan.
Menurut Chattopadhyay et al., (1983) berat testis tikus yang diperlakukan dengan hippadine , suatu alkaloid yang diisolasi dari Amarilydaceae menjadi menurun sebagai akibat terhambatnya pembelahan dan differensiasi sel-sel germinal., hal ini merupakan manifestasi dari terhambatnya kerja androgen.  Lebih lanjut dikemukakan bahwa untuk regenerasi sel-sel germa membutuhkan adannya androgen.  Menurut Johnson dan Everitt (1989), hormon androgen berperan menginduksi dan memelihara differensiasi jaringan somatik jantan, menginduksi karakter seks sekunder pada jantan, menginduksi dan memelihara karakter seks sekunder pada jantan, dan berpengaruh terhadap tingkah laku seksual dan agrevisitas hewan jantan serta merangsang anabolisme protein. 
Berkaitan dengan uraian tersebut, menurut Djukri (1996) rimpang tumbuhan pacing mengandung diosgenin yang merupakan prekursor progesteron.  Progesteron bekerja secara anatagonis dengan androgen.  Turner dan Bagnara (1988)  mengemukakan bahwa zat antiandrogen  bekerja pada lokasi sasaran untuk mencegah androgen mengekspresikan aktivitasnya. Anti androgen bekerja secara kompetetif  pada lokasi reseptor jaringan sasaran untuk menghalangi aksi hormon androgen. Androgen adalah hormon yang esensil untuk mengontrol sifat-sifat seks sekunder pada hewan jantan serta kemampuan fungsional saluran-saluran dan kelenjar-kelenjar reproduksi tambahan.  Aksi metabolik yang paling menonjol  adalah digiatkannya metabolisme protein.  Androgen juga menimbulkan pengaruh terhadap epitel germinal tubulus testis dan dengan demikian mempengaruhi produksi spermatozoa (Turner dan Bagnara, 1988).
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh adnan menunjukkan bahwa ekstrak rimpang tumbuhan pacing dapat menurunkan berat epididimis. Menurunnya berat epididimis boleh jadi sebagai hasil pengaruh ekstrak terhadap fungsi testis.  Epididimis merupakan tempat penyimpanan sperma sementara (Chattopadhyay  et al., 1983). Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak rimpang tumbuhan pacing memiliki efek oligozoospermia hingga azoospermia. Ekstrak  rimpang tumbuhan pacing tersebut dapat mengganggu proses spermatogenesis, dan kemungkinan besar gangguan yang ditimbulkannya terjadi pada pembelahan sel- sel spermatogonia. Hasil ini menunjukkan bahwa ekstrak rimpang tumbuhan pacing bersifat sebagai bahan antifertilitas.

Aspek Kimia dan Produksi
a.      Kandungan Senyawa Kimia
Kandungan Karbohidrat
Senyawa
Kadar (%)
Struktur


Diosgenin


0,1465 %







Tigogenin



Tidak diketahui


Dioscin

Tidak diketahui



Gracilin
Tidak diketahui


Sitosterol


Tidak diketahui

Methyl Triacontan
Tidak diketahui


b.      Standarisasi Simplisia dan Ekstrak
·         Kebenaran Bahan
1.      Determinasi Botani (Identitas Tumbuhan dan Morfologi)
Telah dibahas pada Bab I
2.      Ciri Mikroskopik dan Makroskopik /Organoleptik
Telah dibahas pada Bab I
3.      Profil KLT
Prosedurnya adalah : timbang 600 mg serbuk rimpang, campur dengan 5 mL metanol P dan panaskan di atas tangas air selama 2 menit, dinginkan dan saring. Cuci endapan dengan metanol P secukupnya sehingga diperoleh 5 mL filtrat. Pada titik pertama, kedua dan ketiga lempeng KLT ditutulkan masing-masing sebanyak 5μL zat warna I LP. Eluasi dengan dikloroetana P dengan jarak rambat 15 cm. keringkan lempeng tersebut di udara selama 10 menit, eluasi lagi dengan Toluena P dengan arah eluasi dan jarak rambat yang sama. Amati dengan sinar biasa dan sinar Ultraviolet 366 nm. Selanjutnya semprot dengan pereaksi Anialdehida-asam sulfat LP, panaskan pada suhu 1100C selama 10 menit. Amati lagi dengan sinr biasa dan sinar Ultraviolet 366 nm. Dengan perlakuan yang sama seperti cara kerja di atas lakukan juga dengan penyemprotan dengan pereaksi AlCl3 LP. Pada kromatogram tampak bercak-bercak dengan warna dan hRx sebagai berikut :


No.
Dengan sinar biasa
Dengan sinar UV 366 nm
hRx
Dengan pereaksi
Tanpa pereaksi
Dengan pereaksi
I
II
I
II
1.
7-12
Violet
-
-
Ungu
-
2.
19-25
Violet
-
Ungu
Ungu
Ungu
3.
28-31
Violet
-
-
Biru
-
4.
39-43
Violet
-
-
Ungu
-
5.
47-51
Violet
-
-
Ungu
-
6.
89-94
Violet
-
-
Ungu
-
7.
131-137
Violet
-
-
Ungu
-
4.    
  Uji Identifikasi Dengan Penambahan Pereaksi

Serbuk costi rhizoma
Pereaksi
Hasil
2 mg
5 tetes H2SO4 P
Terjadi warna
cokelat tua
2 mg
5 tetes H2SO4 10 N
Terjadi warna cokelat merah
2 mg
5 tetes Larutan NaOH P 5% (b/v) dalam Etanol
Terjadi warna cokelat jingga
2 mg
5 tetes larutan Besi (III) Klorida P 5%
Terjadi warna kuning kehijauan

2 mg
5 tetes Ammonia (25%) P
Terjadi warna jernih (negatif)

·         Kemurnian Bahan

Parameter

Jumlah
1.      Kadar Abu Total
Tidak lebih dari 6 %
2.      Kadar abu Tidak Larut Asam
Tidak lebih dari 1,5 %
3.      Kadar Abu Larut Air
Tidak lebih dari 13 %
4.      Bahan Organik Asing
Tidak lebih dari 2 %
5.      Kadar Air
Tidak lebih dari 10 %

·         Kadar Senyawa Marker
Kandungan diosgenin dalam kalus Costus speciosus  telah dilaporkan oleh Rathore dan Khanna  (1979). Dari kalus yang berumur enam minggu kadar diosgenin mencapai 0,71% bobot kering kalus, sedangkan pada eksplan yang digunakan (kecambah) kadar diosgenin hanya 0,33%. Namun setelah kalus berumur lebih dari enam minggu, kadar diosgenin menurun dengan cepat, yaitu pada minggu ke delapan hanya 0,15%. Selanjutnya dilaporkan oleh Khanna (1982) bahwa kultur kalus Costus speciosus yang ditambah dengan kolesterol (90 mg/100 ml media) akan meningkatkan diosgenin dari 0,48% menjadi 1,41%.
Menurut soegihardjo dalam jurnal penelitiannya yang berjudul “Produksi diosgenin dengan sistem sel amobil dari Costus speciosus smith”,  dapat dilakukan biosintesis senyawa diosgenin pada tanaman pacing dengan sistem sel amobil. Sistem amobil memiliki beberapa keunggulan, antara lain, mampu secara fisika memisahkan antara sel, media, dan produk, meningkatkan daya guna bioreactor, dan mampu beroperasi secara berkesinambungan dalam jangka waktu lama (Payne et al.,1992). kemungkinan system sel amobil dapat diterapkan dalam produksi diosgenin (salah satu prazat untuk sintesis parsial kortikosteroid atau hormon steroid untuk KB) dipilih kultur suspensi sel Costus speciosus (pacing).
Langkah awal adalah penumbuhan kecambah steril dari biji pacing. Kecambah steril yang terbentuk digunakan sebagai eksplan pada inisiasi kalus. Caranya adalah kecambah steril dipotong menjadi beberapa bagian lalu ditabur secara aseptis pada media padat RT-1 (media RT ditambah 2,4-D 1 bpj). Setelah ditutup dengan kertas aluminium, selanjutnya diinkubasi pada suhu (25 ± 3)° C dengan pencahayaan dengan periode 18 jam terang, 6 jam gelap sehingga terbentuk kalus. Setelah kalus cukup besar (berumur empat minggu), dilakukan subkultur, yaitu memindahkan kalus yang telah dibagi ke media RT-1 padat. Subkultur dilakukan berulang kali hingga diperoleh kalus yang meremah (friable). Dari kalus tersebut dibuat kultur suspensi sel dengan media cair RT-0,1. Kemudian diinkubasikan dengan digojog pada gyrorotary shaker (penggojog-berpusing) dengan kecepatan 100 rpm. Selanjutnya dilakukan subkultur sehingga diperoleh biomasa yang cukup. Suspensi sel yang diperoleh disaring dengan penyaring sel 40 mesh. Biomasa yang lolos disebut sel halus dan yang tertinggal di penyaring disebut sel kasar.
Analisis kuantitatif diosgenin dalam biomassa dan media dapat dilakukan dari cuplikan yang telah dilakukan pemisahan secara kromatografi lapis tipis, bercak yang terjadi yang memiliki Rf sama dengan bercak diosgenin baku pembanding diskaning pada panjang gelombang 439 nm. Luas daerah di bawah kurva untuk bercak diosgenin tersebut dimasukkan pada persamaan garis kurva baku. Hasilnya dapat dibedakan amobilisasi sel halus dan kumpulan sel kasar, yaitu pada sel kasar nampak pertumbuhan sel lebih cepat dengan terbentuknya akar sehingga akan merusak matrik atau manik-manik tersebut.
Dari data hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa pada sel amobil Costus spesiosus dengan matriks natrium alginat dan dikocok dalam media cair yang diperkaya dengan elisitor (ekstrak khamir) dan precursor (kolesterol) akan meningkatkan biosintesis diosgenin dengan kadar mencapai 733,6 µg/100 ml media. 


 PUSTAKA
1.        Anonim, 2012. pacing,
http://www.plantamor.com/index.php?plant=396, diakses pada hari Rabu, 12 Desember 2012 Pukul 21.03
2.        Wahyuningsih, Dra. Edang. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tumbuhan Obat. UNAS/ P3TO UNAS
3.        Widyaningrum, Herlina & Tim Solusi Alternatif. 2011. Kitab Tanaman Obat Nusantara. Jakarta : MedPress. Halaman 940-941
4.   Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1989. Materia Medika Indonesia Jilid V. Jakarta : Direktorat Jenderal Badan Pengawasan Obat dan Makanan. Halaman 160-162.
5. Agus.2012, dalam http://krjogja.com/read/152167/rimpang-pacing-rontokkan-eksim, diakses pada hari kamis 13 Desember 2012 pukul 20.14.
6.  Republika online, dalam http://www.litbang.deptan.go.id/tahukah-anda/?p=18, diakses pada hari Sabtu 15 Desember 2012 pukul 18.49.
7.  Anonim, 2012, dalam http://www.toga.web.id/2012/06/pacing.html, diakses pada hari Sabtu 15 Desember 2012 pukul 19.07.
8.      Kinho, Julianus, dkk.2011.Tumbuhan Obat Tradisional Di Sulawesi Utara jilid 1. Manado : Ristek. Halaman 27-29
9.  Anonim, 2009, dalam http://tanamanobatherbal.com/2009/07/pacing/, diaksed pada hari kamis, 20 Desember 2012 pukul 19.20.

2 komentar:

  1. assalamualaikum kakak maaf kaka saya mau minta izin jadikan reverensi

    BalasHapus
  2. Poker - The Official Baccarat Site - Febcasino
    Play Poker with a septcasino free online 인카지노 tournament from your favorite game dealer. Get $10 to play. Play now and win at our poker room! 바카라사이트

    BalasHapus