Selasa, 17 November 2015

PROSPEK AGROBISNIS TANAMAN PADI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI PANGAN FUNGSIONAL


Indonesia merupakan negara hutan hujan tropis yang kaya akan sumber daya alam salah satunya keanekaragaman flora yang melimpah, sehingga masyarakat jaman dahulu memanfaatkan tumbuhan pada semua segi kehidupan manusia. Pangan fungsional merupakan salah satu bentuk nyata pemanfaatan sumber daya alam hayati tersebut. Hal ini mendorong masyarakat untuk menggali potensi dari tumbuhan yang bermanfaat sebagai bahan pangan yang menyehatkan.
Indonesia dikenal sebagai Negara Agraris, karena sebagian besar masyarakat Indonesia memiliki mata pencaharian disektor pertanian seperti bertani. Salah satu komoditas pertanian yang terpenting dalam kehidupan penduduk Indonesia adalah tanaman padi. Padi adalah tanaman penghasil beras yang merupakan bahan dasar dalam pembuatan nasi. Nasi adalah makanan pokok masyarakat indonesia yang mudah dinikmati oleh siapapun, bukan hanya nikmat, tetapi nasi juga mengandung zat makanan yang dipelukan oleh tubuh kita yaitu karbohidrat yang merupakan sumber energi sehingga membuat tubuh dapat melakukan aktivitasnya sehari-hari.
Selain mayoritas makanan pokok penduduk Indonesia adalah nasi, yaitu hasil utama olahan buah dari tanaman padi yang melalui beberapa proses menjadi nasi, tanaman padi juga memiliki hasil samping yang berpotensi untuk dijadikan sebagai produk olahan pangan seperti bekatul.
Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari beras yang terlepas saat proses penggilingan atau penumbukan gabah padi menjadi beras dan umumnya berwarna krem atau cokelat muda. Umumnya, dari proses penggilingan gabah padi menghasilkan beras sebanyak 60-50%. Sementara itu, bekatul yang dihasilkan mencapai 8-12% (Nursalim dan Razali, 2007). Menurut catatan pusat penelitian dan pengembangan pertanian Bogor dalam Nursalim dan Razali (2007), kegiatan penyosohan beras dapat mengikis 7,5% dari bobot beras awal berupa bekatul yang memiliki kadar selulosa dan hemiselulosa yang paling tinggi dibandingkan dengan beras. Kandungan gizi beras putih yang kita makan sebenarnya sangat sedikit, dengan kandungan utama karbohidrat. Kandungan gizi lain seperti serat, vitamin B kompleks, protein, dan tanin lebih banyak terdapat di dalam bekatul (Auliana, 2011).
Saat ini masih banyak masyarakat yang belum mengetahui dan mengenal bekatul. Tetapi bagi sebagian masyarakat bekatul ini bukan merupakan sesuatu yang baru karena sering digunakan sebagai pakan ternak. Padahal menurut beberapa penelitian menyebutkan bahwa bekatul ini memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Bekatul memiliki kandungan komponen bioaktif oryzanol, tokoferol, dan asam ferulat sehingga menjadikan bekatul sebagai bahan baku yang berpotensi untuk dijadikan pangan fungsional (Anonim, 2010).
Selain itu, bekatul juga mengandung protein, mineral, lemak, yang termasuk asam lemak esensial, serat untuk pencernaan, antioksidan, vitamin E, serta vitamin B kompleks, yakni B1, B2, B3, B5, B6, dan B15. (Nursalim dan Razali, 2007). dari kandungan vitamin yang terdapat di dalam bekatul menjadikan bekatul sebagai bahan baku yang berpotensi untuk dijadikan sebagai pangan fungsional. Sehat menjadi sebuah kebutuhan setiap manusia. Kesadaran ini mengingatkan bahwa begitu banyak hal yang bisa dilakukan dalam keadaan sehat. Hal inilah yang membuat kehadiran obat saja tidak cukup sehingga berbagai pangan fungsional pun dikonsumsi.


I.              Klasifikasi Tanaman
Divisi
: Spermatophyta
Sub Divisi
: Angiospermae
Kelas
: Monocotyledone
Ordo
: Poales
Famili
: Graminae
Genus
: Oryzae
Spesies
: Oryza sativa L.

Nama umum padi (Indonesia), pari (Jawa) pare (Sunda), rice (Inggris), palai (Pilipina).

II.              Deskripsi Tanaman
a.        Akar
Berdasarkan literatur Aak (1992) akar adalah bagian tanaman yang berfungsi menyerap air dan zat makanan dari dalam tanah, kemudian diangkut ke bagian atas tanaman. Akar tanaman padi dapat dibedakan atas :
  • Radikula; akar yang tumbuh pada saat benih berkecambah. Pada benih yang sedang berkecambah timbul calon akar dan batang. Calon akar mengalami pertumbuhan ke arah bawah sehingga terbentuk akar tunggang, sedangkan calon batang akan tumbuh ke atas sehingga terbentuk batang dan daun. 
  • Akar serabut (akaradventif); setelah 5-6 hari terbentuk akar tunggang, akar serabut akan tumbuh. 
  • Akar rambut ; merupakan bagian akar yang keluar dari akar tunggang dan akar serabut. Akar ini merupakan saluran pada kulit akar yang berada diluar, dan ini penting dalam pengisapan air maupun zat-zat makanan. Akar rambut biasanya berumur pendek sedangkan bentuk dan panjangnya sama dengan akar serabut. 
  • Akar tajuk (crown roots) ;adalah akar yang tumbuh dari ruas batang terendah. Akar tajuk ini dibedakan lagi berdasarkan letak kedalaman akar di tanah yaitu akar yang dangkal dan akar yang dalam. Apabila kandungan udara di dalam tanah rendah,maka akar-akar dangkal mudah berkembang. 
Bagian akar yang telah dewasa (lebih tua) dan telah mengalami perkembangan akan berwarna coklat, sedangkan akar yangbaru atau bagian akar yangmasih muda berwarna putih.
b.        Batang
Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung kosong. Pada kedua ujung bubung kosong itu bubungnya ditutup oleh buku. Panjangnya ruas tidak sama. Ruas yang terpendek terdapat pada pangkal batang. Ruas yang kedua, ruas yang ketiga, dan seterusnya adalah lebih panjang daripada ruas yang didahuluinya. Pada buku bagian bawah dari ruas tumbuh daun pelepah yangmembalut ruas sampai buku bagian atas.Tepat pada buku bagian atas ujumg dari daun pelepah memperlihatkan percabangan dimana cabang yang terpendek menjadi ligula (lidah) daun, dan bagian yamg terpanjang dan terbesar menjadi daun kelopak yang memiliki bagian auricle pada sebelah kiri dan kanan. Daun kelopak yang terpanjang dan membalut ruas yang paling atas dari batang disebut daunbendera. Tepat dimana daun pelepah teratas menjadi ligula dan daun bendera, di situlah timbul ruas yang menjadi bulir padi.
Pertumbuhan batang tanaman padi adalah merumpun, dimana terdapat satu batang tunggal/batang utama yang mempunyai 6 mata atau sukma, yaitu sukma 1, 3, 5 sebelah kanan dan sukma 2, 4, 6 sebelah kiri. Dari tiap-tiap sukma ini timbul tunas yang disebut tunasorde pertama.
Tunas orde pertama tumbuhnya didahului oleh tunas yang tumbuh dari sukma pertama, kemudian diikuti oleh sukma kedua, disusul oleh tunas yang timbul dari sukma ketiga dan seterusnya sampai kepad apembentukan tunas terakhir yang keenam pada batang tunggal.Tunas-tunas yang timbul dari tunas orde pertama disebu ttunas orde kedua. Biasanya dari tunas-tunas orde pertama ini yang menghasilkan tunas-tunas orde kedua ialah tunas orde pertama yang terbawah sekali pada batang tunggal/ utama. Pembentukan tunas dari orde ketiga pada umunya tidak terjadi,oleh karena tunas-tunas dari orde ketiga tidak mempunyai ruang hidup dalam kesesakan dengan tunas-tunas dari orde pertama dan kedua.
c.         Daun
Padi termasuk tanaman jenis rumput-rumputan mempunyai daun yang berbeda-beda, baik bentuk, susunan, atau bagian bagiannya. Ciri khas daun padi adalah adanya sisik dan telinga daun. Hal inilah yang menyebabkan daun padi dapat dibedakan dari jenis rumput yang lain. Adapun bagian-bagian daun padi adalah : 
  • Helaian daun ; terletak pada batang padi dan selalu ada. Bentuknya memanjang seperti pita. Panjang dan lebar helaian daun tergantung varietas padi yang bersangkutan. 
  • Pelepah daun (upih) ;merupakan bagian daun yang menyelubungi batang, pelepah daun ini berfungsi memberi dukungan pada bagian ruas yang jaringannya lunak, dan hal ini selalu terjadi. 
  • Lidah daun ; lidah daun terletak pada perbatasan antara helai daun dan upih. Panjang lidah daun berbeda-beda, tergantung pada varietas padi. Lidah daun duduknya melekat pada batang. Fungsi lidah daun adalah mencegah masuknya air hujan diantara batang dan pelepah daun (upih). Disamping itu lidah daun juga mencegah infeksi penyakit, sebab media air memudahkan penyebaran penyakit.
Daun yang muncul pada saat terjadi perkecambahan dinamakan coleoptile. Koleopti lkeluar dari benih yang disebar dan akan memanjang terus sampai permukaan air. koleoptil baru membuka, kemudian diikuti keluarnya daun pertama, daun kedua dan seterusnya hingga mencapai puncak yang disebut daun bendera, sedangkan daun terpanjang biasanya pada daun ketiga. Daun bendera merupakan daun yang lebih pendek daripada daun-daun di bawahnya, namun lebih lebar dari pada daun sebelumnya. Daun bendera ini terletak di bawah malai padi. Daun padi mula-mula berupa tunas yang kemudian berkembang menjadi daun. Daun pertama pada batang keluar bersamaan dengan timbulnya tunas (calon daun) berikutnya. Pertumbuhan daun yang satu dengan daun berikutnya (daun baru) mempunyai selang waktu 7 hari,dan 7 hari berikutnya akan muncul daun baru lainnya.
d.        Bunga
Sekumpulan bunga padi (spikelet) yang keluar dari buku paling atas dinamakan malai. Bulir-bulir padi terletak pada cabang pertama dan cabang kedua, sedangkan sumbu utama malai adalah ruas buku yang terakhir pada batang. Panjang malai tergantung pada varietas padi yang ditanam dancara bercocok tanam. Dari sumbu utama pada ruas buku148yang terakhir inilah biasanya panjang malai (rangkaian bunga) diukur. Panjang malai dapat dibedakan menjadi 3 ukuran yaitu malai pendek (kurang dari 20 cm), malai sedang (antara 20-30 cm), dan malai panjang (lebih dari 30cm). Jumlah cabang pada setiap malai berkisar antara 15-20 buah, yang paling rendah 7 buah cabang, dan yang terbanyak dapat mencapai 30 buah cabang. Jumlah cabang ini akan mempengaruhi besarnya rendemen tanaman padi varietas baru, setiap malai bisa mencapai100-120 bunga (Aak, 1992).
Bunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan bunga. Berkelamin dua jenis dengan bakal buah yang diatas. Jumlah benang sari ada 6 buah, tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari besar serta mempunyai dua kandung serbuk. Putik mempunyai dua tangkai putik, dengan dua buah kepala putik yang berbentuk malai dengan warna pada umumnya putih atau ungu (DepartemenPertanian, 1983).
Komponen-komponen (bagian) bunga padi adalah: 
  • kepala sari 
  • tangkai sari, 
  • palea (belahan yang besar), 
  • lemma (belahan yang kecil), 
  • kepala putik, 
  • tangkai bunga. 
e.         Buah
Buah padi yang sehari-hari kita sebut biji padi atau butir/gabah,sebenarnya bukan biji melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan palea. Buah ini terjadi setelah selesai penyerbukkan dan pembuahan. Lemma dan palea serta bagian lain yang membentuk sekam atau kulit gabah (Departemen Pertanian, 1983).
Jika bunga padi telah dewasa, kedua belahan kembang mahkota (palea dan lemmanya) yang semula bersatu akan membuka dengan sendirinya sedemikian rupa sehingga antara lemma dan palea terjadi siku/sudut sebesar 30-600. Membukanya kedua belahan kembang mahkota itu terjadi pada umumnya pada hari-hari cerah antara jam 10-12, dimana suhu kira-kira 30-320C. Di dalam dua daun mahkota palea dan lemma itu terdapat bagian dalam dari bunga padi yang terdiri dari bakal buah (biasa disebut karyiopsis).
Jika buah padi telah masak, kedua belahan daun mahkota bunga itulah yang menjadi pembungkus berasnya (sekam). Diatas karyiopsis terdapat dua kepala putik yang dipikul oleh masing-masing tangkainya. Lodicula yang berjumlah dua buah, sebenarnya merupakan daun mahkota yang telah berubah bentuk. Pada waktu padi hendak berbunga, lodicula menjad imengembang karena menghisap cairan dari bakal buah. Pengembangan ini mendorong lemma dan palea terpisah dan terbuka. Hal ini memungkinkan benang sari yang memanjang keluar dari bagian atas atau dari samping bunga yang terbuka tadi.
Terbukanya bunga diikuti dengan pecahnya kandung serbuk, yang kemudian menumpahkan tepung sarinya. Sesudah tepung sarinya ditumpahkan dari kandung serbuk maka lemma dan palea menutup kembali. Dengan berpindahnya tepung sari dari kepala putik maka selesailah sudah proses penyerbukkan. Kemudian terjadilah pembulaian yang menghasilkan lembaga danendosperm. Endosperm adalahpenting sebagai sumber cadangan makanan bagi tanaman yang baru tumbuh.

III.              Kandungan Kimia
Padi mengandung berbagai zat makanan antara lain: karbohidrat, protein, lemak, serat kasar, abu dan vitamin. Disamping itu Padi mengandung beberapa unsur mineral antara lain: kalsium, magnesium, sodium, fosphor dan lain sebagainya.

IV.              Manfaat Tanaman
Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Meskipun padi dapat digantikan oleh makanan lainnya, namun padi memiliki nilai tersendiri bagi orang yang biasa makan nasi dan tidak dapat dengan mudah digantikan oleh bahan makanan yang lain. Padi adalah salah satu bahan makanan yang mengandung gizi dan penguat yang cukup bagi tubuh manusia, sebab didalamnya terkandung bahan yang mudah diubah menjadi energi. Oleh karena itu padi disebut juga makanan energi.
Menurut Collin Clark Papanek, nilai gizi yang diperlukan oleh setiap orang dewasa adalah 1821 calori yang apabila disetarakan dengan beras maka setiap hari diperlukan beras sebanyak 0,88 kg. Hasil samping dari penggilingan berasnya seperti bekatul ternyata sangat bermanfaat. Selain sering digunakan sebagai pakan ternak, ternyata bekatul juga memiliki potensi untuk dijadikan sebagai pangan fungsional karena memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi dibandingkan dengan beras.

V.              Syarat Pertumbuhan
a.        Tempat dan Ketinggian
Tanaman padi dapat hidup baik didaerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Curah hujan yang baik rata-rata 200 mm per bulan atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar 1500 -2000 mm. Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi 23 °C. Tinggi tempat yang cocok untuk tanaman padi berkisar antara 0 -1500 m dpl. Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan diperlukan air dalam jurnlah yang cukup. Padi dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang ketebalan lapisan atasnya antara 18 -22 cm dengan pH antara 4 -7.
b.        Iklim
Tumbuh di daerah tropis/subtropis pada 45 derajat LU sampai 45 derajat LS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan 4 bulan. Rata-rata curah hujan yang baik adalah 200 mm/bulan atau 1500-2000 mm/tahunPadi dapat ditanam di musim kemarau atau hujan. Pada musim kemarau produksi meningkat asalkan air irigasi selalu tersedia. Di musim hujan, walaupun air melimpah prduksi dapat menurun karena penyerbukan kurang intensif. Di dataran rendah padi memerlukan ketinggian 0-650 m dpl dengan temperature 22-27  sedangkan di dataran tinggi 650-1.500 m dpl dengan temperature 19-23 . Tanaman padi memerlukan penyinaram matahari penuh tanpa naungan. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan tetapi jika terlalu kencang akan merobohkan tanaman.
c.         Media Tanam
Padi ditanam di tanah berlempung yang berat atau tanah yang memiliki lapisan keras 30 cm di bawah permukaan tanah. Menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 18-22 cm. Keasaman tanah antara pH 4,0-7,0. Pada padi sawah, penggenangan akanmengubah pH tanam menjadi netral (7,0). Pada prinsipnya tanah berkapur dengan pH 8,1-8,2 tidak merusak tanaman padi. Karena mengalami penggenangan, tanah sawah memiliki lapisan reduksi yang tidak mengandung oksigen dan pH tanah sawah biasanya mendekati netral. Untuk mendapatkan tanah sawah yang memenuhi syarat diperlukan pengolahan tanah yang khusus.

VI.              Pedoman Budidaya
a.        Pembibitan
Sebelum ditanam, padi harus disemaikan lebih dahulu. Persemaian itu harus disiapkan dan dikerjakan dengan baik, maksudnya agar diperoleh bibit ynag baik sehingga pertumbuhannya akan baik pula.
b.        Memilih Tempat Persemaian
Tempat untuk membuat persemaian merupakan syarat yang harus diperhatikan agar diperoleh bibit ynag baik.
Tanah untuk tempat persemaian yang baik adalah sebagai berikut :
1.        Tanah itu harus tanah yang subur, banyak yang mengandung humus dan gembur.
2.        Tanah itu harus tanah yang terbuka, tidak terlindung oleh pepohonan sehingga sinar matahari dapat diterima dan digunakan sepenuhnya.
3.        Dekat dengan sumber air terutama untuk persemaian basah, sebab persemaian banyak membutuhkan air. Sedangkan persemaian kering dimaksudkan mudah mendapatkan air untuk menyirami apabila persemaian itu mengalami kekeringan.
4.        Dekat dengan perumahan, hal ini untuk mempermudah pengawasan, namun tidak mutlak asal kerusakan dapat dihindari.
5.        Apabila areal yang ditanami cukup luas sebaiknya tempat pembuatan persemaian tidak berkumpul menjadi satu tetapi dibuat memencar. Hal itu dimaksud untuk menghemat biaya atau tenaga pengangkutannya.
c.         Pengolahan Tanah Persemaian
Dalam pembuatan persemaian harus dimulai dikerjakan kurang lebih 50 hari sebelum penenaman. Karena adanya dua jenis padi, yaitu padi sawah. Dalam pembuatan persemaian harus dipilih tanah atau sawah yang betul-betul subur. Rumput-rumput dan jerami yang masih tertinggal harus dibersihkan lebih dahulu kemudian sawah digenangi air.
Tujuan dari penggenangan antara lain :
1.        Tanah menjadi lunak
2.        Rumput-rumput yang akan tumbuh mati
3.        Bermacam-macam serangga yang dapat merusak bibit yang akan ditebarkan ikut mati pula.
Selanjutnya apabila tanah sudah cukup lunak lalu dibajak/digaru dua kali atau sampai tanah menjadi halus. Pada saat itu pula sekaligus dibuat petekan-petakan dan memperbaiki pematang. Sebagian ukuran dasar luas persemaian yang harus dibuat kurang lebih 1/20 dari areal sawah yang akan ditanami seluas 1 Ha maka luas persemaian yang harus dibuat adalah 1/20 x 10.000 m2 = 500 m2. Adapun biji yang diperlukan adalah kurang lebih 75 gram biji setiap 1 m2 atau sebanyak kurang lebih 40 Kg.
d.        Penaburan Biji
Untuk memilih biji-biji yang bernas dan tidak, biji harus direndam dalam air. Biji-biji yang bernas akan tenggelam dan biji-biji yang hampa akan terapung. Biji-biji yang terapung itu diambil dan dibuang. Maksud perendaman yang lain adalah agar biji cepat berkecambah. Lama perendaman cukup 24 jam. Kemudian biji diambil dari rendaman lalu diperam dibungkus memakai daun pisang dan karung. Perendaman itu dibiarkan selama 8 jam.
Apabila biji sudah berkecambah dengan panjang kurang lebih 1mm, maka biji itu merata, tidak terlalu rapat atau terlalu jarang. Apabila penyebarannya terlalu rapat akan mengakibatkan benih yang tumbuh kecil-kecil dan lemah. Tetapi penyebaran yang terlalu jarang biasanya akan menyebabkan tumbuhnya benih tidak merata.

VII.              Teknik Penanaman
Bibit ditanam dalam larikan dengan jarak tanam 20 x 20 cm, 25 x 25 cm, 22 x 22 cm atau 30 x 20 cm tergantung pada varitas padi, kesuburan tanah dan musim. Padi dengan jumlah anakan yang banyak memerlukan jarak tanam yang lebih lebar. Pada tanah subur jarak tanam lebih lebar. Jarak tanam di daerah pegunungan lebih rapat karena bibit tumbuh lebih lambat. 2-3 batang bibit ditanam pada kedalaman 3-4 cm.

VIII.              Pemeliharaan Tanaman
a.        Penyiangan Padi
Penyiangan dilakukan dengan mencabut rumput-rumput yang dikerjakan sekaligus dengan menggemburkan tanah. Penyiangan dilakukan dua kali yaitu pada saat berumur 3 dan 6 minggu dengan menggunakan landak (alat penyiang mekanis yang berfungsi dengan cara didorong) atau cangkul kecil.
b.        Pengairan Padi
Syarat penggunaan air di sawah:
1.      Air berasal dari sumber air yang telah ditentukan Dinas Pertanian dengan aliran air tidak deras.
2.      Air harus bias menggenangi sawah dengan merata.
3.      Lubang pemasukan dan pembuangan air letaknya bersebrangan agar air merata di seluruh lahan.
4.      Air mengalir membawa lumpur dan kotoran yang diendapkan pada petak sawah. Kotoran berfungsi sebagai pupuk.
5.      Genangan air harus pada ketinggian tertentu.
Setelah tanam, sawah dikeringkan 2-3 hari kemudian diairi kembali sedikit demisedikit. Sejak padi berumur 8 hari genangan air mencapai 5 cm. Pada waktu padi berumur 8-45 hari kedalaman air ditingkatkan menjadi 10 sampai dengan 20 cm.Pada waktu padi mulai berbulir, penggenangan sudah mencapai 20-25 cm, pada waktu padi menguning ketinggian air dikurangi sedikit-demi sedikit.
c.         Pemupukan Padi
Pupuk kandang 5 ton/ha diberikan ke dalam tanah dua minggu sebelum tanam pada waktu pembajakan tanah sawah. Pupuk anorganik yang dianjurkan Urea=300 kg/ha, TSP=75-175 kg/ha dan KCl=50 kg/ha. Pupuk Urea diberikan 2 kali, yaitu pada 3-4 minggu, 6-8 minggu setelah tanam. Urea disebarkan dan diinjak agar terbenam. Pupuk TSP diberikan satu hari sebelum tanam dengan cara disebarkan dan dibenamkan. Pupuk KCl diberikan 2 kali yaitu pada saat tanam dan saat menjelang keluar malai.
IX.              Hama dan Penyakit
Hama
a.        Wereng
Merusak dengan cara mengisap cairan batang padi. Saat ini hama wereng paling ditakuti oleh petani di Indonesia. Wereng ini dapat menularkan virus. Gejala: tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tnaman seperti terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil. Pengendalian: (1) bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, IR48, IR 64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah; (2) penyemportan insektisida Applaud 10 WP, Applaud 400 FW atau Applaud 100 EC.
b.        Walang Sangit
Menyerang buah padi yang masak susu. Gejala: menyebabkan buah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan tidak enak, pada daun terdapat bercak bekas isapan dan buah padi berbintik-bintik hitam. Pengendalian: (1) bertanam serempak, peningkatan kebersihan, mengumpulkan dan memunahkan telur, melepas musuh alami seperti jangkrik; (2) menyemprotkan insektisida Bassa 50 EC, Dharmabas 500 EC, Dharmacin 50 WP, Kiltop 50 EC.
c.         Tikus
Tanaman padi akan mengalami kerusakan parah apabila terserang oleh hama tikus dan menyebabkan penurunan produksi padi yang cukup besar. Menyerang batang muda (1-2 bulan) dan buah. Gejala: adanya tanaman padi yang roboh pada petak sawah dan pada serangan hebat ditengah petak tidak ada tanaman. Pengendalian: pergiliran tanaman, sanitasi, gropyokan, melepas musuh alami seperti ular dan burung hantu, penggunaan pestisida dengan tepat, intensif dan teratur, memberikan umpan beracun seperti seng fosfat yang dicampur dengan jagung atau beras.
d.        Burung
Burung (manyar Palceus manyar, gelatik Padda aryzyvora, pipit Lonchura lencogastroides, peking L. puntulata, bondol hitam L. ferraginosa dan bondol putih L. ferramaya). Menyerang padi menjelang panen, tangkai buah patah, biji berserakan. Pengendalian: mengusir dengan bunyi-bunyian atau orang-orangan.

e.         Kepik Hijau
Menyerang batang dan buah padi. Gejala: pada batang tanaman terdapat bekas tusukan, buah padi yang diserang memiliki noda bekas isapan dan pertumbuhan tanaman terganggu. Pengendalian: mengumpulkan dan memusnahkan telurtelurnya, penyemprotan insektisida Curacron 250 ULV, Dimilin 25 WP, Larvin 75 WP.

Penyakit
a.        Bercak Daun Coklat
Penyebab: jamur Helmintosporium oryzae). Gejala: menyerang pelepah, malai, buah yang baru tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Biji berbercak-bercak coklat tetapi tetap berisi, padi dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan kecambah mati. Pengendalian: (1) merendam benih di dalam air panas, pemupukan berimbang, menanam padi tahan penyakit ini, menaburkan serbuk air raksa dan bubuk kapur; (2) dengan insektisida Rabcide 50 WP.
b.        Blast
Penyebab: jamur Pyricularia oryzae. Gejala: menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai malai. Serangan menyebabakn daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang di dekat pangkal malai membusuk. Proses pemasakan makanan terhambat dan butiran padi menjadi hampa. Pengendalian: (1) membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul Sentani, Cimandirim IR 48, IR 36, pemberian pupuk N di saaat pertengahan fase vegetative dan fase pembentukan bulir; (2) menyemprotkan insektisida Fujiwan 400 EC, Fongorene 50 WP, Kasumin 20 AS atau Rabcide 50 WP.
c.         Penyakit Garis Coklat Daun
Penyebab: jamur Cercospora oryzae. Gejala: menyerang daun dan pelepah. Tampak gari-garis atau bercak-bercak sempit memanjang berwarna coklat sepanjang 2-10 mm. Proses pembungaan dan pengisian biji terhambat. Pengendalian: (1) menanam padi tahan penyakit ini seperti Citarum, mencelupkan benih ke dalam larutan merkuri; (2) menyemprotkan fungisida Benlate T 20/20 WP atau Delsene MX 200.
d.        Busuk Pelepah Daun
Penyebab: jamur Rhizoctonia sp. Gejala: menyerang daun dan pelepah daun, gejala terlihat pada tanaman yang telah membentuk anakan dan menyebabkan jumlah dan mutu gabah menurun. Penyakit ini tidak terlalu merugikan secara ekonomi. Pengendalian: (1) menanam padi tahan penyakit ini; (2) menyemprotkan fungisida pada saat pembentukan anakan seperti Monceren 25 WP dan Validacin 3 AS.
e.         Penyakit Kerdil
Penyebab: virus ditularkan oleh serangga Nilaparvata lugens. Gejala: menyerang semua bagian tanaman, daun menjadi pendek, sempit, berwarna hijau kekuningkuningan, batang pendek, buku-buku pendek, anakan banyak tetapi kecil. Penyakit ini sangat merugikan. Pengendalian: sulit dilakukan, usaha pencegahan dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang terserang ada memberantas vektor.
f.         Penyakit Noda/Api Palsu
Penyebab: jamur Ustilaginoidea virens. Gejala: malai dan buah padi dipenuhi spora, dalam satu malai hanya beberap butir saja yang terserang. Penyakit tidak menimbulkan kerugian besar. Pengendalian: memusnahkan malai yang sakit, menyemprotkan fungisida pada malai sakit.

X.              Panen
Padi siap panen jika 95 % butir sudah menguning (33-36 hari setelah berbunga), bagian bawah malai masih terdapat sedikit gabah hijau, kadar air gabah 21-26 %, butir hijau rendah. Cara memanen padi yaitu dengan mengeringkan sawah 7-10 hari sebelum panen, gunakan sabit tajam untuk memotong pangkal batang, simpan hasil panen di suatu wadah atau tempat yang dialasi. Panen dengan menggunakan mesin akan menghemat waktu, dengan alat Reaper binder, panen dapat dilakukan selama 15 jam untuk setiap hektar sedangkan dengan Reaper harvester panen hanya dilakukan selama 6 jam untuk 1 hektar.

XI.              Pasca Panen dan Prospek
a.        Pasca Panen
Perontokan dilakukan secepatnya setelah panen, gunakan cara diinjak-injak (±60 jam orang untuk 1 hektar), dihempas/dibanting (± 16 jam orang untuk 1 hektar) dilakukan dua kali di dua tempat terpisah. Dengan menggunakan mesin perontok, waktu dapat dihemat. Perontokan dengan perontok pedal mekanis hanya memerlukan 7,8 jam orang untuk 1 hektar hasil panen. Bersihkan gabah dengan cara diayak/ditapi atau dengan blower manual. Kadar kotoran tidak boleh lebih dari 3 %. Jemur gabah selama 3-4 hari selama 3 jam per hari sampai kadar airnya 14 %. Secara tradisional padi dijemur di halaman. Jika menggunakan mesin pengering,kebersihan gabah lebih terjamin daripada dijemur di halaman. Gabah dimasukkan ke dalam karung bersih dan jauhkan dari beras karena dapat tertulari hama beras. Gabah siap dibawa ke tempat penggilingan beras (huller).
b.        Prospek
Tanaman padi memiliki prospek bisnis yang cukup tinggi. Disamping menghasilkan beras yang merupakan makanan pokok penduduk Indonesia dan beberapa negara lain, padi juga memiliki hasil samping yang bermanfaat dan berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan pembuatan olahan makanan yang menyehatkan seperti bekatul. Hal ini tentunya bisa menambah daya tarik padi sebagai salah satu tanaman yang dapat dijadikan ladang untuk berbisnis dibidang kuliner. 

Harga padi yang sangat ditentukan pemerintah menyebabkan petani sering kali merugi karena modal dasar tidak seimbang dengan harga gabah. Keadaan ini semakin memburuk dengan dihilangkannya subsidi pupuk. Petani menjual padi ke Bulog dengan harga yang ditentukan pemerintah (saat ini seharga Rp. 2.100-1.500/kg). Pada saat penen raya, bulog tidak memiliki cukup uang untuk membeli padi rakyat sehingga menunggak pembayaran ke petani. Keadaan ini sangat merugikan petani. Budidaya padi untuk mencapai keuntungan yang layak sulit diwujudkan.
Perkiraan analisis budidaya padi permusim panen dengan luas lahan 1 hektar :
a) Biaya produksi
1. Sewa lahan                                                                           Rp. 600.000,-
2. Bibit: benih 25 kg @ Rp. 3.000,-                                        Rp. 75.000,-
3. Pupuk
- Urea: 200 kg @ Rp. 1.115,-                                             Rp. 223.000,-
- ZA: 50 kg @ Rp. 1.000,-                                                  Rp. 50.000,-
- SP-35: 100 kg @ Rp. 1.600,-                                           Rp. 160.000,-
- KCl: 75 kg @ Rp. 1.650,-                                                Rp. 123.750,-
- PPC/ZPT                                                                           Rp. 64.000,-
4. Pestisida                                                                               Rp. 600.000,-
5. Tenaga kerja
- Persemaian 5 HOK @ Rp. 8.000,-                                   Rp. 40.000,-
- Pengolahan tanah dgn mesin 5 HOK @ Rp. 15.000        Rp. 220.000,-
- Menanam 20 HOK @ Rp. 6.000,-                                   Rp. 120.000,-
- Penyiangan 15 HOK @ Rp. 8.000,-                                 Rp. 120.000,-
- Pemupukan 9 HOK @ Rp. 8.000,-                                  Rp. 72.000,-
- Pemberantasan OPT 4 HOK @ Rp. 8.000,-                     Rp. 32.000,-
6. Panen dan pascapanen
- Merontok, keringkan, angkut 72 HOK @ Rp. 8.000,-     Rp. 576.000,-
- Ongos angkut ke pasar                                                     Rp. 26.918,-
7. Penggilingan Padi 4.201 kg @ Rp. 350                                   Rp. 1.470.350,-
Jumlah biaya produksi                                                                  Rp. 4.465.055,-

b) Pendapatan 4.201 kg (GKG) @ Rp.8000,-                             Rp. 33.608.000,-
c) Keuntungan                                                                              Rp. 29.142.945,-

Beras adalah makanan pokok sumber karbohidrat yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Kebutuhan beras nasional tidak terpenuhi oleh produksi beras dalam negeri karena itu kita masih selalu mengimpor beras. Pemerintah, pada tahun 1998 mengimpor 3,1 juta ton beras untuk mengantisipasi kebutuhan beras masyarakat.
Dengan memperhatikan hal di atas seharusnya agrobisnis padi dapat menarik banyak para investor. Namun demikiaan, dilain pihak, harga beras sangat ditentukan pemerintah dan tidak dinamis seperti halnya tanaman hortikultur atau perkebunan sehingga umumnya petani padi sering merugi. Tanpa perubahan tata niaga beras dan pengurangan campur tangan pemerintah, agribisnis padi akan tetap tidak banyak diperhitungkan dan diminati oleh investor di bidang pertanian. Oleh karena itu, selain memproduksi beras, hasil samping dari tanaman padi pun bisa dijadikan sebagai bisnis tambahan dibidang kuliner seperti produk kue kering dari bekatul.
Perkiraan analisis produksi kue kering bekatul :
a.       Biaya Operasional Produksi
1/4 btr Kelapa                                     Rp  2.500,00
375 gr Tepung bekatul                       Rp  5.000,00
5 btr Telur                                           Rp  4.000,00
200 gr Gula pasir                                Rp  2.500,00
1 bks Vanili                                        Rp  1.000,00
 Garam secukupnya                            Rp  2.000,00  
Total                                                   Rp  16.500,00
 Harga jual                                          Rp.1000 / bungkus
Hasil Penjualan 50 @ Rp. 1000,00    Rp. 50.000,00

b.      Keuntungan
Hasil penjualan – biaya produksi          Rp.33.500,00

Padi  merupakan tanaman rakyat yang hasilnya komersil di Indonesia, tanaman ini sudah menajadi bahan makan pokok oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Selain itu, hasil samping dari tanaman padi juga terbukti dapat dimanfaatkan sebagai pangan fungsional sehingga dapat dijadikan prospek bisnis yang menjanjikan dibidang kuliner.










DAFTAR PUSTAKA

Auliana, Rizqie. 2011. Manfaat Bekatul dan Kandungan Gizinya, dalam PPM Bekatul Dharma Wanita. Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Nursalim. Y,. dan Z.Y. Razali. 2008. Bekatul Makanan Yang Menyehatkan. PT Agromedia Jakarta, Jakarta.
Vita Health. 2006. Seluk Beluk Food Suplement. PT Gramedia Pustaka Umum, Jakarta.
Grist D.H., 1960. Rice. Formerly Agricultural Economist, Colonial Agricultural Service, Malaya. Longmans, Green and Co Ltd. London.
AAK. 1992. Budi Daya Tanaman Padi. Kanisius. Yogyakarta.
Anonim, 1980. Hama dan penyakit, Jakarta : Brathara Karya Aksara
ILACO. 1981. Agriculture Compedium for Rural Development In The Tropics and Subtropics. New York : Amsterdam Oxford.
Siswoputranto, 1976. Komoditi ekspor Indonesia. Jakarta : PT. Gramedia\
Suparyono dan Agus Setyono. 1994. Padi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Anonim. 2010. Agar Jantung Sehat (Tip dan Trik Memilih Makanan agar Jantung Sehat). PT Elex Media Komputindo, Jakarta.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar