Indonesia merupakan
negara hutan hujan tropis yang kaya akan sumber daya alam salah satunya
keanekaragaman flora yang melimpah, sehingga masyarakat jaman dahulu
memanfaatkan tumbuhan pada semua segi kehidupan manusia. Pangan fungsional merupakan
salah satu bentuk nyata pemanfaatan sumber daya alam hayati tersebut. Hal ini mendorong
masyarakat untuk menggali potensi dari tumbuhan yang bermanfaat sebagai bahan
pangan yang menyehatkan.
Indonesia dikenal
sebagai Negara Agraris, karena sebagian besar masyarakat Indonesia memiliki
mata pencaharian disektor pertanian seperti bertani. Salah satu komoditas
pertanian yang terpenting dalam kehidupan penduduk Indonesia adalah tanaman
padi. Padi adalah tanaman penghasil beras yang merupakan bahan dasar dalam
pembuatan nasi. Nasi adalah makanan pokok masyarakat indonesia yang mudah
dinikmati oleh siapapun, bukan hanya nikmat, tetapi nasi juga mengandung zat
makanan yang dipelukan oleh tubuh kita yaitu karbohidrat yang merupakan sumber
energi sehingga membuat tubuh dapat melakukan aktivitasnya sehari-hari.
Selain mayoritas makanan pokok penduduk
Indonesia adalah nasi, yaitu hasil utama olahan buah dari tanaman padi yang
melalui beberapa proses menjadi nasi, tanaman padi juga memiliki hasil samping
yang berpotensi untuk dijadikan sebagai produk olahan pangan seperti bekatul.
Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari beras
yang terlepas saat proses penggilingan atau penumbukan gabah padi menjadi beras
dan umumnya berwarna krem atau cokelat muda. Umumnya, dari proses penggilingan
gabah padi menghasilkan beras sebanyak 60-50%. Sementara itu, bekatul yang
dihasilkan mencapai 8-12% (Nursalim dan Razali, 2007). Menurut catatan pusat
penelitian dan pengembangan pertanian Bogor dalam Nursalim dan Razali (2007),
kegiatan penyosohan beras dapat mengikis 7,5% dari bobot beras awal berupa
bekatul yang memiliki kadar selulosa dan hemiselulosa yang paling tinggi
dibandingkan dengan beras. Kandungan gizi beras putih yang kita makan
sebenarnya sangat sedikit, dengan kandungan utama karbohidrat. Kandungan gizi
lain seperti serat, vitamin B kompleks, protein, dan tanin lebih banyak
terdapat di dalam bekatul (Auliana, 2011).
Saat ini masih banyak
masyarakat yang belum mengetahui dan mengenal bekatul. Tetapi bagi sebagian
masyarakat bekatul ini bukan merupakan sesuatu yang baru karena sering
digunakan sebagai pakan ternak. Padahal menurut beberapa penelitian menyebutkan
bahwa bekatul ini memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Bekatul memiliki
kandungan komponen bioaktif oryzanol, tokoferol, dan asam ferulat sehingga
menjadikan bekatul sebagai bahan baku yang berpotensi untuk dijadikan pangan
fungsional (Anonim, 2010).
Selain itu, bekatul juga
mengandung protein, mineral, lemak, yang termasuk asam lemak esensial, serat
untuk pencernaan, antioksidan, vitamin E, serta vitamin B kompleks, yakni B1,
B2, B3, B5, B6, dan B15. (Nursalim dan Razali, 2007). dari kandungan vitamin
yang terdapat di dalam bekatul menjadikan bekatul sebagai bahan baku yang
berpotensi untuk dijadikan sebagai pangan fungsional. Sehat menjadi sebuah
kebutuhan setiap manusia. Kesadaran ini mengingatkan bahwa begitu banyak hal
yang bisa dilakukan dalam keadaan sehat. Hal inilah yang membuat kehadiran obat
saja tidak cukup sehingga berbagai pangan fungsional pun dikonsumsi.
I.
Klasifikasi
Tanaman
Divisi
|
: Spermatophyta
|
Sub Divisi
|
: Angiospermae
|
Kelas
|
: Monocotyledone
|
Ordo
|
: Poales
|
Famili
|
: Graminae
|
Genus
|
: Oryzae
|
Spesies
|
: Oryza
sativa L.
|
Nama umum padi (Indonesia), pari (Jawa) pare (Sunda),
rice (Inggris), palai (Pilipina).
II.
Deskripsi
Tanaman
a.
Akar
Berdasarkan
literatur Aak (1992) akar adalah bagian tanaman yang berfungsi menyerap air dan
zat makanan dari dalam tanah, kemudian diangkut ke bagian atas tanaman. Akar
tanaman padi dapat dibedakan atas :
- Radikula; akar yang tumbuh pada saat benih berkecambah.
Pada benih yang sedang berkecambah timbul calon akar dan batang. Calon
akar mengalami pertumbuhan ke arah bawah sehingga terbentuk akar tunggang,
sedangkan calon batang akan tumbuh ke atas sehingga terbentuk batang dan
daun.
- Akar serabut (akaradventif); setelah 5-6 hari terbentuk
akar tunggang, akar serabut akan tumbuh.
- Akar rambut ; merupakan bagian akar yang keluar dari
akar tunggang dan akar serabut. Akar ini merupakan saluran pada kulit akar
yang berada diluar, dan ini penting dalam pengisapan air maupun zat-zat
makanan. Akar rambut biasanya berumur pendek sedangkan bentuk dan
panjangnya sama dengan akar serabut.
- Akar tajuk (crown roots) ;adalah akar yang tumbuh dari
ruas batang terendah. Akar tajuk ini dibedakan lagi berdasarkan letak
kedalaman akar di tanah yaitu akar yang dangkal dan akar yang dalam.
Apabila kandungan udara di dalam tanah rendah,maka akar-akar dangkal mudah
berkembang.
Bagian akar yang telah dewasa (lebih tua) dan telah
mengalami perkembangan akan berwarna coklat, sedangkan akar yangbaru atau
bagian akar yangmasih muda berwarna putih.
b.
Batang
Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang
yang tersusun dari beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung kosong. Pada
kedua ujung bubung kosong itu bubungnya ditutup oleh buku. Panjangnya ruas
tidak sama. Ruas yang terpendek terdapat pada pangkal batang. Ruas yang kedua,
ruas yang ketiga, dan seterusnya adalah lebih panjang daripada ruas yang
didahuluinya. Pada buku bagian bawah dari ruas tumbuh daun pelepah yangmembalut
ruas sampai buku bagian atas.Tepat pada buku bagian atas ujumg dari daun
pelepah memperlihatkan percabangan dimana cabang yang terpendek menjadi ligula
(lidah) daun, dan bagian yamg terpanjang dan terbesar menjadi daun kelopak yang
memiliki bagian auricle pada sebelah kiri dan kanan. Daun kelopak yang
terpanjang dan membalut ruas yang paling atas dari batang disebut daunbendera.
Tepat dimana daun pelepah teratas menjadi ligula dan daun bendera, di situlah
timbul ruas yang menjadi bulir padi.
Pertumbuhan batang tanaman padi
adalah merumpun, dimana terdapat satu batang tunggal/batang utama yang
mempunyai 6 mata atau sukma, yaitu sukma 1, 3, 5 sebelah kanan dan sukma 2, 4,
6 sebelah kiri. Dari tiap-tiap sukma ini timbul tunas yang disebut tunasorde
pertama.
Tunas orde pertama tumbuhnya didahului oleh tunas yang
tumbuh dari sukma pertama, kemudian diikuti oleh sukma kedua, disusul oleh
tunas yang timbul dari sukma ketiga dan seterusnya sampai kepad apembentukan
tunas terakhir yang keenam pada batang tunggal.Tunas-tunas yang timbul dari
tunas orde pertama disebu ttunas orde kedua. Biasanya dari tunas-tunas orde
pertama ini yang menghasilkan tunas-tunas orde kedua ialah tunas orde pertama
yang terbawah sekali pada batang tunggal/ utama. Pembentukan tunas dari orde
ketiga pada umunya tidak terjadi,oleh karena tunas-tunas dari orde ketiga tidak
mempunyai ruang hidup dalam kesesakan dengan tunas-tunas dari orde pertama dan
kedua.
c.
Daun
Padi termasuk tanaman jenis rumput-rumputan mempunyai
daun yang berbeda-beda, baik bentuk, susunan, atau bagian bagiannya. Ciri khas
daun padi adalah adanya sisik dan telinga daun. Hal inilah yang menyebabkan
daun padi dapat dibedakan dari jenis rumput yang lain. Adapun bagian-bagian
daun padi adalah :
- Helaian daun ; terletak pada batang padi dan selalu
ada. Bentuknya memanjang seperti pita. Panjang dan lebar helaian daun
tergantung varietas padi yang bersangkutan.
- Pelepah daun (upih) ;merupakan bagian daun yang
menyelubungi batang, pelepah daun ini berfungsi memberi dukungan pada
bagian ruas yang jaringannya lunak, dan hal ini selalu terjadi.
- Lidah daun ; lidah daun terletak pada perbatasan antara
helai daun dan upih. Panjang lidah daun berbeda-beda, tergantung pada
varietas padi. Lidah daun duduknya melekat pada batang. Fungsi lidah daun
adalah mencegah masuknya air hujan diantara batang dan pelepah daun
(upih). Disamping itu lidah daun juga mencegah infeksi penyakit, sebab
media air memudahkan penyebaran penyakit.
Daun yang muncul pada saat terjadi perkecambahan
dinamakan coleoptile. Koleopti lkeluar dari benih yang disebar dan akan
memanjang terus sampai permukaan air. koleoptil baru membuka, kemudian diikuti
keluarnya daun pertama, daun kedua dan seterusnya hingga mencapai puncak yang
disebut daun bendera, sedangkan daun terpanjang biasanya pada daun ketiga. Daun
bendera merupakan daun yang lebih pendek daripada daun-daun di bawahnya, namun
lebih lebar dari pada daun sebelumnya. Daun bendera ini terletak di bawah malai
padi. Daun padi mula-mula berupa tunas yang kemudian berkembang menjadi daun.
Daun pertama pada batang keluar bersamaan dengan timbulnya tunas (calon daun)
berikutnya. Pertumbuhan daun yang satu dengan daun berikutnya (daun baru)
mempunyai selang waktu 7 hari,dan 7 hari berikutnya akan muncul daun baru
lainnya.
d.
Bunga
Sekumpulan bunga padi (spikelet)
yang keluar dari buku paling atas dinamakan malai. Bulir-bulir padi terletak
pada cabang pertama dan cabang kedua, sedangkan sumbu utama malai adalah ruas
buku yang terakhir pada batang. Panjang malai tergantung pada varietas padi
yang ditanam dancara bercocok tanam. Dari sumbu utama pada ruas buku148yang
terakhir inilah biasanya panjang malai (rangkaian bunga) diukur. Panjang malai
dapat dibedakan menjadi 3 ukuran yaitu malai pendek (kurang dari 20 cm), malai
sedang (antara 20-30 cm), dan malai panjang (lebih dari 30cm). Jumlah cabang
pada setiap malai berkisar antara 15-20 buah, yang paling rendah 7 buah cabang,
dan yang terbanyak dapat mencapai 30 buah cabang. Jumlah cabang ini akan
mempengaruhi besarnya rendemen tanaman padi varietas baru, setiap malai bisa
mencapai100-120 bunga (Aak, 1992).
Bunga padi
adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan bunga. Berkelamin dua jenis
dengan bakal buah yang diatas. Jumlah benang sari ada 6 buah, tangkai sarinya
pendek dan tipis, kepala sari besar serta mempunyai dua kandung serbuk. Putik
mempunyai dua tangkai putik, dengan dua buah kepala putik yang berbentuk malai
dengan warna pada umumnya putih atau ungu (DepartemenPertanian, 1983).
Komponen-komponen (bagian) bunga padi adalah:
- kepala sari
- tangkai sari,
- palea (belahan yang besar),
- lemma (belahan yang kecil),
- kepala putik,
- tangkai bunga.
e.
Buah
Buah padi yang
sehari-hari kita sebut biji padi atau butir/gabah,sebenarnya bukan biji
melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan palea. Buah ini terjadi
setelah selesai penyerbukkan dan pembuahan. Lemma dan palea serta bagian lain
yang membentuk sekam atau kulit gabah (Departemen Pertanian, 1983).
Jika bunga padi telah dewasa, kedua belahan kembang
mahkota (palea dan lemmanya) yang semula bersatu akan membuka dengan sendirinya
sedemikian rupa sehingga antara lemma dan palea terjadi siku/sudut sebesar
30-600. Membukanya kedua belahan kembang mahkota itu terjadi pada umumnya pada
hari-hari cerah antara jam 10-12, dimana suhu kira-kira 30-320C. Di dalam dua
daun mahkota palea dan lemma itu terdapat bagian dalam dari bunga padi yang
terdiri dari bakal buah (biasa disebut karyiopsis).
Jika buah padi telah masak, kedua belahan daun mahkota
bunga itulah yang menjadi pembungkus berasnya (sekam). Diatas karyiopsis
terdapat dua kepala putik yang dipikul oleh masing-masing tangkainya. Lodicula
yang berjumlah dua buah, sebenarnya merupakan daun mahkota yang telah berubah
bentuk. Pada waktu padi hendak berbunga, lodicula menjad imengembang karena
menghisap cairan dari bakal buah. Pengembangan ini mendorong lemma dan palea
terpisah dan terbuka. Hal ini memungkinkan benang sari yang memanjang keluar
dari bagian atas atau dari samping bunga yang terbuka tadi.
Terbukanya bunga diikuti dengan pecahnya kandung serbuk,
yang kemudian menumpahkan tepung sarinya. Sesudah tepung sarinya ditumpahkan
dari kandung serbuk maka lemma dan palea menutup kembali. Dengan berpindahnya
tepung sari dari kepala putik maka selesailah sudah proses penyerbukkan.
Kemudian terjadilah pembulaian yang menghasilkan lembaga danendosperm.
Endosperm adalahpenting sebagai sumber cadangan makanan bagi tanaman yang baru
tumbuh.
III.
Kandungan
Kimia
Padi mengandung berbagai zat makanan antara lain: karbohidrat,
protein, lemak, serat kasar, abu dan vitamin. Disamping itu Padi mengandung
beberapa unsur mineral antara lain: kalsium, magnesium, sodium, fosphor dan
lain sebagainya.
IV.
Manfaat
Tanaman
Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan
ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Meskipun
padi dapat digantikan oleh makanan lainnya, namun padi memiliki nilai
tersendiri bagi orang yang biasa makan nasi dan tidak dapat dengan mudah
digantikan oleh bahan makanan yang lain. Padi adalah salah satu bahan makanan
yang mengandung gizi dan penguat yang cukup bagi tubuh manusia, sebab
didalamnya terkandung bahan yang mudah diubah menjadi energi. Oleh karena itu
padi disebut juga makanan energi.
Menurut Collin Clark Papanek, nilai gizi yang diperlukan oleh setiap
orang dewasa adalah 1821 calori yang apabila disetarakan dengan beras maka
setiap hari diperlukan beras sebanyak 0,88 kg. Hasil samping dari penggilingan berasnya seperti bekatul ternyata sangat
bermanfaat. Selain sering digunakan sebagai pakan ternak, ternyata bekatul juga
memiliki potensi untuk dijadikan sebagai pangan fungsional karena memiliki
kandungan gizi yang cukup tinggi dibandingkan dengan beras.
V.
Syarat
Pertumbuhan
a.
Tempat
dan Ketinggian
Tanaman
padi dapat hidup baik didaerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap
air. Curah hujan yang baik rata-rata 200 mm per bulan atau lebih, dengan
distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar 1500
-2000 mm. Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi 23 °C. Tinggi tempat yang
cocok untuk tanaman padi berkisar antara 0 -1500 m dpl. Tanah yang baik untuk
pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang kandungan fraksi pasir, debu
dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan diperlukan air dalam jurnlah
yang cukup. Padi dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang ketebalan lapisan
atasnya antara 18 -22 cm dengan pH antara 4 -7.
b.
Iklim
Tumbuh
di daerah tropis/subtropis pada 45 derajat LU sampai 45 derajat LS dengan cuaca
panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan 4 bulan. Rata-rata curah hujan
yang baik adalah 200 mm/bulan atau 1500-2000 mm/tahunPadi dapat ditanam di
musim kemarau atau hujan. Pada musim kemarau produksi meningkat asalkan air
irigasi selalu tersedia. Di musim hujan, walaupun air melimpah prduksi dapat
menurun karena penyerbukan kurang intensif. Di dataran rendah padi memerlukan
ketinggian 0-650 m dpl dengan temperature 22-27 sedangkan di dataran tinggi 650-1.500 m dpl
dengan temperature 19-23 . Tanaman padi memerlukan
penyinaram matahari penuh tanpa naungan. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan
pembuahan tetapi jika terlalu kencang akan merobohkan tanaman.
c.
Media
Tanam
Padi
ditanam di tanah berlempung yang berat atau tanah yang memiliki lapisan keras 30
cm di bawah permukaan tanah. Menghendaki tanah lumpur yang subur dengan
ketebalan 18-22 cm. Keasaman tanah antara pH 4,0-7,0. Pada padi sawah,
penggenangan akanmengubah pH tanam menjadi netral (7,0). Pada prinsipnya tanah
berkapur dengan pH 8,1-8,2 tidak merusak tanaman padi. Karena mengalami penggenangan,
tanah sawah memiliki lapisan reduksi yang tidak mengandung oksigen dan pH tanah
sawah biasanya mendekati netral. Untuk mendapatkan tanah sawah yang memenuhi
syarat diperlukan pengolahan tanah yang khusus.
VI.
Pedoman
Budidaya
a.
Pembibitan
Sebelum ditanam, padi harus
disemaikan lebih dahulu. Persemaian itu harus disiapkan dan dikerjakan dengan
baik, maksudnya agar diperoleh bibit ynag baik sehingga pertumbuhannya akan
baik pula.
b.
Memilih
Tempat Persemaian
Tempat untuk
membuat persemaian merupakan syarat yang harus diperhatikan agar diperoleh
bibit ynag baik.
Tanah untuk
tempat persemaian yang baik adalah sebagai berikut :
1.
Tanah
itu harus tanah yang subur, banyak yang mengandung humus dan gembur.
2.
Tanah
itu harus tanah yang terbuka, tidak terlindung oleh pepohonan sehingga sinar
matahari dapat diterima dan digunakan sepenuhnya.
3.
Dekat
dengan sumber air terutama untuk persemaian basah, sebab persemaian banyak
membutuhkan air. Sedangkan persemaian kering dimaksudkan mudah mendapatkan air
untuk menyirami apabila persemaian itu mengalami kekeringan.
4.
Dekat
dengan perumahan, hal ini untuk mempermudah pengawasan, namun tidak mutlak asal
kerusakan dapat dihindari.
5.
Apabila
areal yang ditanami cukup luas sebaiknya tempat pembuatan persemaian tidak
berkumpul menjadi satu tetapi dibuat memencar. Hal itu dimaksud untuk menghemat
biaya atau tenaga pengangkutannya.
c.
Pengolahan
Tanah Persemaian
Dalam
pembuatan persemaian harus dimulai dikerjakan kurang lebih 50 hari sebelum penenaman.
Karena adanya dua jenis padi, yaitu padi sawah. Dalam pembuatan persemaian
harus dipilih tanah atau sawah yang betul-betul subur. Rumput-rumput dan jerami
yang masih tertinggal harus dibersihkan lebih dahulu kemudian sawah digenangi
air.
Tujuan dari
penggenangan antara lain :
1.
Tanah
menjadi lunak
2.
Rumput-rumput
yang akan tumbuh mati
3.
Bermacam-macam
serangga yang dapat merusak bibit yang akan ditebarkan ikut mati pula.
Selanjutnya
apabila tanah sudah cukup lunak lalu dibajak/digaru dua kali atau sampai tanah
menjadi halus. Pada saat itu pula sekaligus dibuat petekan-petakan dan
memperbaiki pematang. Sebagian ukuran dasar luas persemaian yang harus dibuat
kurang lebih 1/20 dari areal sawah yang akan ditanami seluas 1 Ha maka luas
persemaian yang harus dibuat adalah 1/20 x 10.000 m2 = 500 m2. Adapun
biji yang diperlukan adalah kurang lebih 75 gram biji setiap 1 m2 atau
sebanyak kurang lebih 40 Kg.
d.
Penaburan
Biji
Untuk
memilih biji-biji yang bernas dan tidak, biji harus direndam dalam air.
Biji-biji yang bernas akan tenggelam dan biji-biji yang hampa akan terapung.
Biji-biji yang terapung itu diambil dan dibuang. Maksud perendaman yang lain
adalah agar biji cepat berkecambah. Lama perendaman cukup 24 jam. Kemudian biji
diambil dari rendaman lalu diperam dibungkus memakai daun pisang dan karung.
Perendaman itu dibiarkan selama 8 jam.
Apabila biji
sudah berkecambah dengan panjang kurang lebih 1mm, maka biji itu merata, tidak
terlalu rapat atau terlalu jarang. Apabila penyebarannya terlalu rapat akan
mengakibatkan benih yang tumbuh kecil-kecil dan lemah. Tetapi penyebaran yang
terlalu jarang biasanya akan menyebabkan tumbuhnya benih tidak merata.
VII.
Teknik
Penanaman
Bibit
ditanam dalam larikan dengan jarak tanam 20 x 20 cm, 25 x 25 cm, 22 x 22 cm
atau 30 x 20 cm tergantung pada varitas padi, kesuburan tanah dan musim. Padi
dengan jumlah anakan yang banyak memerlukan jarak tanam yang lebih lebar. Pada
tanah subur jarak tanam lebih lebar. Jarak tanam di daerah pegunungan lebih
rapat karena bibit tumbuh lebih lambat. 2-3 batang bibit ditanam pada kedalaman
3-4 cm.
VIII.
Pemeliharaan
Tanaman
a.
Penyiangan
Padi
Penyiangan
dilakukan dengan mencabut rumput-rumput yang dikerjakan sekaligus dengan
menggemburkan tanah. Penyiangan dilakukan dua kali yaitu pada saat berumur 3
dan 6 minggu dengan menggunakan landak (alat penyiang mekanis yang berfungsi
dengan cara didorong) atau cangkul kecil.
b.
Pengairan
Padi
Syarat penggunaan air di
sawah:
1. Air
berasal dari sumber air yang telah ditentukan Dinas Pertanian dengan aliran air
tidak deras.
2. Air
harus bias menggenangi sawah dengan merata.
3. Lubang
pemasukan dan pembuangan air letaknya bersebrangan agar air merata di seluruh
lahan.
4. Air
mengalir membawa lumpur dan kotoran yang diendapkan pada petak sawah. Kotoran
berfungsi sebagai pupuk.
5. Genangan
air harus pada ketinggian tertentu.
Setelah tanam, sawah dikeringkan 2-3 hari
kemudian diairi kembali sedikit demisedikit. Sejak padi berumur 8 hari genangan
air mencapai 5 cm. Pada waktu padi berumur 8-45 hari kedalaman air ditingkatkan
menjadi 10 sampai dengan 20 cm.Pada waktu padi mulai berbulir, penggenangan
sudah mencapai 20-25 cm, pada waktu padi menguning ketinggian air dikurangi
sedikit-demi sedikit.
c.
Pemupukan
Padi
Pupuk
kandang 5 ton/ha diberikan ke dalam tanah dua minggu sebelum tanam pada waktu
pembajakan tanah sawah. Pupuk anorganik yang dianjurkan Urea=300 kg/ha, TSP=75-175
kg/ha dan KCl=50 kg/ha. Pupuk Urea diberikan 2 kali, yaitu pada 3-4 minggu, 6-8
minggu setelah tanam. Urea disebarkan dan diinjak agar terbenam. Pupuk TSP
diberikan satu hari sebelum tanam dengan cara disebarkan dan dibenamkan. Pupuk
KCl diberikan 2 kali yaitu pada saat tanam dan saat menjelang keluar malai.
IX.
Hama
dan Penyakit
Hama
a.
Wereng
Merusak
dengan cara mengisap cairan batang padi. Saat ini hama wereng paling ditakuti
oleh petani di Indonesia. Wereng ini dapat menularkan virus. Gejala: tanaman
padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tnaman seperti terbakar, tanaman
yang tidak mengering menjadi kerdil. Pengendalian: (1) bertanam padi
serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, IR48, IR 64, Cimanuk,
Progo dsb, membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba,
kepinding dan kumbang lebah; (2) penyemportan insektisida Applaud 10 WP,
Applaud 400 FW atau Applaud 100 EC.
b.
Walang
Sangit
Menyerang
buah padi yang masak susu. Gejala: menyebabkan buah hampa atau
berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan tidak enak, pada daun
terdapat bercak bekas isapan dan buah padi berbintik-bintik hitam. Pengendalian:
(1) bertanam serempak, peningkatan kebersihan, mengumpulkan dan memunahkan
telur, melepas musuh alami seperti jangkrik; (2) menyemprotkan insektisida
Bassa 50 EC, Dharmabas 500 EC, Dharmacin 50 WP, Kiltop 50 EC.
c.
Tikus
Tanaman
padi akan mengalami kerusakan parah apabila terserang oleh hama tikus dan
menyebabkan penurunan produksi padi yang cukup besar. Menyerang batang muda
(1-2 bulan) dan buah. Gejala: adanya tanaman padi yang roboh pada petak
sawah dan pada serangan hebat ditengah petak tidak ada tanaman. Pengendalian:
pergiliran tanaman, sanitasi, gropyokan, melepas musuh alami seperti ular dan
burung hantu, penggunaan pestisida dengan tepat, intensif dan teratur, memberikan
umpan beracun seperti seng fosfat yang dicampur dengan jagung atau beras.
d.
Burung
Burung
(manyar Palceus manyar, gelatik Padda aryzyvora, pipit Lonchura
lencogastroides, peking L. puntulata, bondol hitam L. ferraginosa
dan bondol putih L. ferramaya). Menyerang padi menjelang panen,
tangkai buah patah, biji berserakan. Pengendalian: mengusir dengan
bunyi-bunyian atau orang-orangan.
e.
Kepik
Hijau
Menyerang
batang dan buah padi. Gejala: pada batang tanaman terdapat bekas tusukan,
buah padi yang diserang memiliki noda bekas isapan dan pertumbuhan tanaman
terganggu. Pengendalian: mengumpulkan dan memusnahkan telurtelurnya, penyemprotan
insektisida Curacron 250 ULV, Dimilin 25 WP, Larvin 75 WP.
Penyakit
a.
Bercak
Daun Coklat
Penyebab:
jamur Helmintosporium oryzae). Gejala: menyerang pelepah, malai, buah
yang baru tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Biji berbercak-bercak coklat
tetapi tetap berisi, padi dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan kecambah
mati. Pengendalian: (1) merendam benih di dalam air panas, pemupukan
berimbang, menanam padi tahan penyakit ini, menaburkan serbuk air raksa dan
bubuk kapur; (2) dengan insektisida Rabcide 50 WP.
b.
Blast
Penyebab:
jamur Pyricularia oryzae. Gejala: menyerang daun, buku pada malai
dan ujung tangkai malai. Serangan menyebabakn daun, gelang buku, tangkai malai
dan cabang di dekat pangkal malai membusuk. Proses pemasakan makanan terhambat
dan butiran padi menjadi hampa. Pengendalian: (1) membakar sisa jerami,
menggenangi sawah, menanam varitas unggul Sentani, Cimandirim IR 48, IR 36,
pemberian pupuk N di saaat pertengahan fase vegetative dan fase pembentukan
bulir; (2) menyemprotkan insektisida Fujiwan 400 EC, Fongorene 50 WP, Kasumin
20 AS atau Rabcide 50 WP.
c.
Penyakit
Garis Coklat Daun
Penyebab:
jamur Cercospora oryzae. Gejala: menyerang daun dan pelepah. Tampak
gari-garis atau bercak-bercak sempit memanjang berwarna coklat sepanjang 2-10
mm. Proses pembungaan dan pengisian biji terhambat. Pengendalian: (1)
menanam padi tahan penyakit ini seperti Citarum, mencelupkan benih ke dalam
larutan merkuri; (2) menyemprotkan fungisida Benlate T 20/20 WP atau Delsene MX
200.
d.
Busuk
Pelepah Daun
Penyebab:
jamur Rhizoctonia sp. Gejala: menyerang daun dan pelepah daun, gejala
terlihat pada tanaman yang telah membentuk anakan dan menyebabkan jumlah dan
mutu gabah menurun. Penyakit ini tidak terlalu merugikan secara ekonomi. Pengendalian:
(1) menanam padi tahan penyakit ini; (2) menyemprotkan fungisida pada saat
pembentukan anakan seperti Monceren 25 WP dan Validacin 3 AS.
e.
Penyakit
Kerdil
Penyebab:
virus ditularkan oleh serangga Nilaparvata lugens. Gejala:
menyerang semua bagian tanaman, daun menjadi pendek, sempit, berwarna hijau
kekuningkuningan, batang pendek, buku-buku pendek, anakan banyak tetapi kecil. Penyakit
ini sangat merugikan. Pengendalian: sulit dilakukan, usaha pencegahan dilakukan
dengan memusnahkan tanaman yang terserang ada memberantas vektor.
f.
Penyakit
Noda/Api Palsu
Penyebab:
jamur Ustilaginoidea virens. Gejala: malai dan buah padi dipenuhi
spora, dalam satu malai hanya beberap butir saja yang terserang. Penyakit tidak
menimbulkan kerugian besar. Pengendalian: memusnahkan malai yang sakit,
menyemprotkan fungisida pada malai sakit.
X.
Panen
Padi
siap panen jika 95 % butir sudah menguning (33-36 hari setelah berbunga),
bagian bawah malai masih terdapat sedikit gabah hijau, kadar air gabah 21-26 %,
butir hijau rendah. Cara memanen padi yaitu dengan mengeringkan sawah 7-10 hari
sebelum panen, gunakan sabit tajam untuk memotong pangkal batang, simpan hasil
panen di suatu wadah atau tempat yang dialasi. Panen dengan menggunakan mesin
akan menghemat waktu, dengan alat Reaper binder, panen dapat
dilakukan selama 15 jam untuk setiap hektar sedangkan dengan Reaper
harvester panen hanya dilakukan selama 6 jam untuk 1 hektar.
XI.
Pasca
Panen dan Prospek
a.
Pasca
Panen
Perontokan
dilakukan secepatnya setelah panen, gunakan cara diinjak-injak (±60 jam orang
untuk 1 hektar), dihempas/dibanting (± 16 jam orang untuk 1 hektar) dilakukan
dua kali di dua tempat terpisah. Dengan menggunakan mesin perontok, waktu dapat
dihemat. Perontokan dengan perontok pedal mekanis hanya memerlukan 7,8 jam
orang untuk 1 hektar hasil panen. Bersihkan gabah dengan cara diayak/ditapi
atau dengan blower manual. Kadar kotoran tidak boleh lebih dari 3 %. Jemur
gabah selama 3-4 hari selama 3 jam per hari sampai kadar airnya 14 %. Secara
tradisional padi dijemur di halaman. Jika menggunakan mesin
pengering,kebersihan gabah lebih terjamin daripada dijemur di halaman. Gabah
dimasukkan ke dalam karung bersih dan jauhkan dari beras karena dapat tertulari
hama beras. Gabah siap dibawa ke tempat penggilingan beras (huller).
b.
Prospek
Tanaman padi memiliki prospek
bisnis yang cukup tinggi. Disamping menghasilkan beras yang merupakan makanan
pokok penduduk Indonesia dan beberapa negara lain, padi juga memiliki hasil
samping yang bermanfaat dan berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan pembuatan
olahan makanan yang menyehatkan seperti bekatul. Hal ini tentunya bisa menambah
daya tarik padi sebagai salah satu tanaman yang dapat dijadikan ladang untuk
berbisnis dibidang kuliner.
Harga padi yang sangat ditentukan pemerintah
menyebabkan petani sering kali merugi karena modal dasar tidak seimbang dengan
harga gabah. Keadaan ini semakin memburuk dengan dihilangkannya subsidi pupuk.
Petani menjual padi ke Bulog dengan harga yang ditentukan pemerintah (saat ini
seharga Rp. 2.100-1.500/kg). Pada saat penen raya, bulog tidak memiliki cukup
uang untuk membeli padi rakyat sehingga menunggak pembayaran ke petani. Keadaan
ini sangat merugikan petani. Budidaya padi untuk mencapai keuntungan yang layak
sulit diwujudkan.
Perkiraan analisis budidaya padi permusim panen dengan
luas lahan 1 hektar :
a) Biaya produksi
1.
Sewa lahan Rp.
600.000,-
2.
Bibit: benih 25 kg @ Rp. 3.000,- Rp.
75.000,-
3.
Pupuk
-
Urea: 200 kg @ Rp. 1.115,- Rp.
223.000,-
-
ZA: 50 kg @ Rp. 1.000,- Rp.
50.000,-
-
SP-35: 100 kg @ Rp. 1.600,- Rp.
160.000,-
-
KCl: 75 kg @ Rp. 1.650,- Rp.
123.750,-
-
PPC/ZPT Rp.
64.000,-
4.
Pestisida Rp.
600.000,-
5.
Tenaga kerja
-
Persemaian 5 HOK @ Rp. 8.000,- Rp.
40.000,-
-
Pengolahan tanah dgn mesin 5 HOK @ Rp. 15.000 Rp.
220.000,-
-
Menanam 20 HOK @ Rp. 6.000,- Rp.
120.000,-
-
Penyiangan 15 HOK @ Rp. 8.000,- Rp.
120.000,-
-
Pemupukan 9 HOK @ Rp. 8.000,- Rp.
72.000,-
-
Pemberantasan OPT 4 HOK @ Rp. 8.000,- Rp.
32.000,-
6.
Panen dan pascapanen
-
Merontok, keringkan, angkut 72 HOK @ Rp. 8.000,- Rp. 576.000,-
-
Ongos angkut ke pasar Rp.
26.918,-
7. Penggilingan Padi 4.201 kg @ Rp. 350 Rp.
1.470.350,-
Jumlah biaya produksi Rp.
4.465.055,-
b) Pendapatan 4.201 kg
(GKG) @ Rp.8000,- Rp.
33.608.000,-
c) Keuntungan Rp.
29.142.945,-
Beras adalah makanan pokok sumber karbohidrat yang
paling banyak dikonsumsi di dunia. Kebutuhan beras nasional tidak terpenuhi oleh
produksi beras dalam negeri karena itu kita masih selalu mengimpor beras. Pemerintah,
pada tahun 1998 mengimpor 3,1 juta ton beras untuk mengantisipasi kebutuhan
beras masyarakat.
Dengan memperhatikan hal di atas seharusnya agrobisnis
padi dapat menarik banyak para investor. Namun demikiaan, dilain pihak, harga
beras sangat ditentukan pemerintah dan tidak dinamis seperti halnya tanaman
hortikultur atau perkebunan sehingga umumnya petani padi sering merugi. Tanpa
perubahan tata niaga beras dan pengurangan campur tangan pemerintah, agribisnis
padi akan tetap tidak banyak diperhitungkan dan diminati oleh investor di
bidang pertanian. Oleh karena itu, selain memproduksi beras, hasil samping dari
tanaman padi pun bisa dijadikan sebagai bisnis tambahan dibidang kuliner
seperti produk kue kering dari bekatul.
Perkiraan analisis produksi kue kering bekatul :
a. Biaya
Operasional Produksi
1/4 btr
Kelapa Rp 2.500,00
375 gr Tepung
bekatul Rp 5.000,00
5 btr
Telur Rp 4.000,00
200 gr Gula
pasir Rp 2.500,00
1 bks
Vanili Rp 1.000,00
Garam secukupnya Rp 2.000,00
Total Rp 16.500,00
Harga jual Rp.1000 /
bungkus
Hasil Penjualan 50 @ Rp. 1000,00 Rp. 50.000,00
b. Keuntungan
Hasil penjualan – biaya produksi Rp.33.500,00
Padi merupakan tanaman rakyat yang hasilnya
komersil di Indonesia, tanaman ini sudah menajadi bahan makan pokok oleh
sebagian besar masyarakat Indonesia. Selain itu, hasil samping dari tanaman
padi juga terbukti dapat dimanfaatkan sebagai pangan fungsional sehingga dapat
dijadikan prospek bisnis yang menjanjikan dibidang kuliner.
DAFTAR
PUSTAKA
Auliana,
Rizqie. 2011. Manfaat Bekatul dan Kandungan Gizinya, dalam PPM Bekatul Dharma
Wanita. Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Nursalim.
Y,. dan Z.Y. Razali. 2008. Bekatul Makanan Yang Menyehatkan. PT Agromedia
Jakarta, Jakarta.
Vita
Health. 2006. Seluk Beluk Food Suplement. PT Gramedia Pustaka Umum, Jakarta.
Grist D.H., 1960. Rice. Formerly
Agricultural Economist, Colonial Agricultural Service, Malaya. Longmans, Green
and Co Ltd. London.
AAK. 1992. Budi Daya Tanaman Padi.
Kanisius. Yogyakarta.
Anonim, 1980. Hama dan penyakit, Jakarta :
Brathara Karya Aksara
ILACO. 1981. Agriculture Compedium for
Rural Development In The Tropics and Subtropics. New York : Amsterdam Oxford.
Siswoputranto, 1976. Komoditi ekspor
Indonesia. Jakarta : PT. Gramedia\
Suparyono dan Agus Setyono. 1994. Padi.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Anonim.
2010. Agar Jantung Sehat (Tip dan Trik Memilih Makanan agar Jantung Sehat). PT
Elex Media Komputindo, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar